Ragam Suku Bangsa Indonesia – Republic of indonesia terdiri dari sekitar suku bangsa yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menurut data BPS sendiri separuh atau l% dari suku bangsa di tanah air adalah suku Jawa. Sisanya suku-suku yang mendiami wilayah Indonesia di luar Jawa seperti suku Makasar Bugis 3,68%, Batak Bali i,88%, Aceh 1,four%, dan suku lainnya. Setiap suku memiliki adat dan norma yang berbeda-berbeda. Meski demikian keberagaman tersebut tidak membuat bangsa terpecah-pecah, sebaliknya keberagaman kemudian menyatu untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai suku bangsa di Republic of indonesia berikut ini Pengertian Suku Bangsa Suku-Suku di Republic of indonesia i. Suku Jawa 2. Suku Sunda 3. Suku Batak 4. Suku Betawi v. Suku Dayak 6. Suku Asmat 7. Suku Bugis 8. Suku Madura nine. Suku Minang 10. Suku Baduy 11. Suku Bali 12. Suku Ambon 13. Suku Gayo xiv. Suku Tengger 15. Suku Sasak 16. Suku Sumbawa 17. Suku Flores 18. Suku Toraja nineteen. Suku Osing 20. Suku Mandar Daftar Suku-suku lainnya di Indonesia Pengertian Suku Bangsa Suku bangsa merupakan golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama berdasarkan garis keturunan merujuk pada ciri khas seperti Budaya, bangsa, bahasa, agama dan perilaku. Suku bangsa juga merupakan golongan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lain, karena memiliki ciri-ciri yang paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya. Dalam definisi lain, Suku bangsa juga merupakan suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif atau telah ada sejak lahir, serta memiliki corak yang sama seperti golongan umur serta jenis kelamin. Suku bangsa sendiri dapat dikelompokkan berdasarkan Suku bangsa campuran, dimana di dalamnya terjadi percampuran antar ras yang mendiami satu Kawasan atau wilayah tertentu. Contohnya pada suku Peranakan yang merupakan percampuran antar ras Tionghoa dan Melayu Garis keturunan, sebagai faktor utama bagi suku bangsa. Terdapat tiga garis keturunan di Republic of indonesia, yaitu Garis keturunan ayah patrilineal, biasanya pada suku Batak, Ambon, Timor dan yang lainnya, Garis keturunan ibu matrilineal, biasanya terjadi dalam suku Minangkabau di Sumatra Selatan dan Garis keturunan ayah dan ibu atau parental yang banyak dijalankan oleh suku Jawa. Beragam suku dan tradisi unik di Republic of indonesia yang akan membuatmu berdecak kagum, bergidik ngeri, penasaran, dan mengaduk pikiran dapat kamu pelajari pada buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia. 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia 1. Suku Jawa Suku Jawa. Sumber Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari, survey menunjukan kurang lebih hanya 42% orang Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sementara 28% lainnya menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja. Bahasa Jawa sendiri memiliki aturan yang berbeda dalam hal kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat mereka sangat sadar terhadap condition sosialnya di masyarakat. Dalam masyarakat Jawa, sistem kekerabatan didasarkan pada garis keturunan bilateral diperhitungkan dari dua belah pihak, ibu dan ayah. Dengan prinsip bilateral atau parental ini, seorang Jawa berhubungan sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga ayah. Kekerabatan yang relatif solid biasanya terjalin dalam keturunan satu nenek moyang hingga generasi ketiga. Namun demikian, kualitas hubungan keluarga inti nuclear family dan keluarga luas extended family unit berbeda-beda antara satu lingkaran keluarga dengan yang lainnya, bergantung pada kondisi masing-masing keluarga. 2. Suku Sunda Suku Sunda. Sumber Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi wilayah bagian barat pulau Jawa dimana sebagian besar wilayahnya masuk ke dalam provinsi Jawa Barat dan Banten. Berasal dari akar kata sunda atau suddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti bersinar, terang dan putih. Suku Sunda sendiri berjumlah 5,5 persen dari total penduduk Republic of indonesia secara keseluruhan. Meskipun tersebar di berbagai wilayah Republic of indonesia, namun sebagian besar masyarakat Sunda menempati wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa. Mayoritas suku ini beragama Islam namun ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda Wiwitan. three. Suku Batak Suku Batak. Sumber Suku di Indonesia ini berasal dari Sumatera Utara dan juga cenderung tersebar di berbagai wilayah di Republic of indonesia. Terdiri dari three,58 dari full penduduk Indonesia secara keseluruhan. Suku Batak terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pakpak, dan Batak Karo. Suku Batak merupakan satu diantara suku di Republic of indonesia yang mempertahankan kebudayaannya. Mereka memegang teguh tradisi dan adat. Hingga saat ini adat dan budaya tetap dilaksanakan dalam kehidupan sosial orang Batak dan aktivitas sehari-harinya. Beberapa adat dan budaya Batak yang berlaku adalah Partuturan Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari kekerabatan partuturan adalah kunci dari falsafah hidupnya, yaitu dengan menanyakan marga dari setiap orang Batak yang ditemuinya. Hal ini dapat digambarkan dengan ukiran 2 ekor cicak yang saling berhadapan yang menempel di kiri-kanan Ruma Batak. Kekerabatan ini pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah dan menentukan sikap terhadap orang lain dengan baik. Mangokal Holi Prosesi upacara yang dilaksanakan untuk mengumpulkan tulang belulang dari jasad orang tua yang dimasukkan ke peti yang baru untuk dipindahkan pada suatu tempat yang telah disediakan oleh pihak keluarga. Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun yang bertujuan memberikan penghormatan kepada roh orang tua yang telah tiada. Pemindahan lokasi tulang belulang di maksud ke tempat yang baru adalah untuk mendapatkan tempat yang lebih baik dari tempat sebelumnya. Karakter Batak iv. Suku Betawi Suku Betawi. Sumber Suku Betawi sebagai suku yang masyarakatnya merupakan keturunan dari penduduk yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17 dan merupakan hasil perkawinan darah campuran dari aneka suku bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Suku Betawi juga turut disebut sebagai penghuni asli wilayah Jakarta. Meski demikian masyarakat Betawi tersebar di daerah lainnya, seperti Bogor dan sekitarnya. Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan terutama bahasa Hokkian, bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik pembeda misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in pengaruh bahasa Bali, serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal. Betawi sendiri juga terkenal dengan keberagaman kulinernya yang berkaitan dengan budaya dan tradisi makan di dalamnya yang bisa kamu temukan pada buku Kuliner Betawi Selaksa Rasa & Cerita yang juga membahas mengenai urutan dari sejumlah peristiwa, upacara, dan hajatan. five. Suku Dayak Suku Dayak. Sumber Dayak berasal dari kata “Daya” yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan. Suku Dayak sendiri merupakan salah satu suku “Asli” yang mendiami “Pulau Borneo” Kalimantan. Borneo terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang masing-masing terdiri dari Kalimantan Timur ibukotanya Samarinda, Kalimantan Selatan ibukotanya Banjarmasin, Borneo Tengah ibukotanya Palangka Raya, Kalimantan Barat ibukotanya Pontianak, dan Kalimantan Utara Ibukotanya Tanjung Selor. Suku Dayak terbagi dalam 405 sub-sub suku. Masing-masing sub suku Dayak mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, sesuai dengan sosial kemasyarakatannya, baik Dayak di Indonesia maupun Dayak di Sabah dan Sarawak Malaysia sebagai negara serumpun. Suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas antara lain seperti mandau, sumpit, beliong, rumah betang atau rumah panjang rumah radank dan lain-lain. Ciri-ciri khas Dayak lainnya seperti; kepemilikan senjata, dan seni budayanya. Tanah Air-Tradisi Berbagi dan Bersyukur Suku Dayak Agama asli suku Dayak Kaharingan merupakan agama asli yang lahir dari budaya nenek moyang. Sebagian masyarakat Dayak masih memegang teguh kepercayaan akan adanya benda-benda gaib pada tempat-tempat tertentu seperti batu-batuan, pohon-pohonan besar, taman-taman di hutan, danau, lubuk, dan lainnya yang menurut kepercayaannya memiliki “kekuatan gaib” dari Jubata dan Batara. Saat ini, terhitung jumlah masyarakat Dayak ialah sekitar 1,27 persen dari full penduduk Indonesia secara keseluruhan. six. Suku Asmat Suku Asmat. Sumber Dikenal sebagai suku titisan Dewa, Suku asal Papua ini meyakini, bahwasanya mereka berasal dari keturunan Dewa Fumeripits. Suku Asmat juga merupakan salah satu suku dari Provinsi Papua yang mendunia karena budayanya yang begitu menghormati alam serta kehidupan para leluhurnya, maka kearifan yang dimiliki oleh suku Asmat juga sangat luar biasa. Etnis satu ini terbagi menjadi dua, yakni suku yang tinggal di pesisir pantai serta suku yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi berbeda dalam banyak aspek seperti dari cara hidup, dialek, ritual, bahkan struktur sosial. Pembagian bahasa Asmat hilir sungai terbagi menjadi bagian kelompok pantai barat laut dan bagian kelompok pantai barat daya. Sementara pembagian bahasa Asmat hulu terbagi menjadi kelompok Keenok serta Kaimok. 7. Suku Bugis Suku Bugis. Sumber Suku Bugis merupakan salah satu suku di Republic of indonesia yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan namun saat ini juga telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua, Djakarta, Kalimantan, hingga Riau. Suku ini tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu Melayu muda. Disamping itu, masyarakat Bugis juga bisa ditemukan di Malaysia dan Singapura. Dalam situs Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo, Kata Bugis berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan Ugi merujuk pada raja pertama kerajaan Red china yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo, yaitu La Sattumpugi. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau pengikut La Sattumpugi. Ciri utama dari kelompok etnis ini adalah bahasa dan adat-istiadatnya. Sehingga, pendatang dari Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke 15 juga bisa dikategorikan sebagai masyarakat Bugis. eight. Suku Madura Suku Madura. Sumber Suku Madura merupakan etnis dengan populasi yang cukup besar di Indonesia, jumlahnya sekitar twenty juta jiwa. Mereka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa biasanya disebut wilayah “tapal kuda”, dari Pasuruan sampai Utara Banyuwangi. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura juga dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual pethik laut atau rokat tasse. Dalam masyarakat Madura, ikatan kekerabatan terbentuk melalui garis keturunan, baik dari keluarga berdasarkan garis ayah maupun garis ibu paternal and maternal relatives. Pada umumnya, ikatan kekerabatan antar sesama anggota keluarga lebih erat dari garis keturunan ayah sehingga cenderung “mendominasi”. Ikatan kekerabatan orang Madura sendiri mencakup sampai empat generasi ke atas ascending generations dan ke bawah descending generations dari ego. 9. Suku Minang Suku Minang. Sumber Suku di Indonesia selanjutnya adalah suku Minang yang merupakan salah satu etnis terbesar di Indonesia dengan jumlah kurang lebih 2,73 persen dari total masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Berasal dari Sumatera Barat, orang Minang juga kerap disamakan dengan orang Padang, karena Padang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat. Meski begitu, masyarakat Minang justru menyebut kelompok etnis mereka dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada orang Minang itu sendiri. Pada kebudayaan Minang, suku bisa diartikan sebagai klan atau juga sebagai marga atau nama keluarga yang turun atau diambil dari garis keturunan Ibu yang disebut Matrilineal. Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain, rumah Gadang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang. Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi panjang. Adat dalam suku Minang, salah satunya adalah Adat nan sabana Adat yang merupakan ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan animal, maupun manusia sebagai ciptaan-Nya Sunnatullah. Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai Sumber hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal. 10. Suku Baduy Suku Baduy. Sumber Suku Baduy adalah sebuah suku yang hidup di pedalaman Banten, hidup secara terisolasi dari dunia luar khususnya masyarakat Baduy Dalam yang hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam. Suku Baduy memang terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dua kelompok ini memiliki perbedaan terutama dalam hal berpakaian. Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat Baduy yang sangat teguh memegang adat istiadat leluhur. Mereka sangat menolak teknologi dan modernisasi, sehingga kehidupannya masih tradisional. Masyarakat Baduy Dalam umumnya memakai pakaian berwarna putih yang ditenun sendiri. Warna putih melambangkan kesucian. Sementara Suku Baduy Luar lebih terbuka dengan pendatang, meskipun masih menjunjung tinggi adat istiadat yang ada. Masyarakat Baduy Luar beberapa sudah menggunakan barang-barang mod seperti kasur, bantal, dan beberapa alat elektronik. Pakaian tenun berwarna serba hitam menjadi penanda masyarakat Baduy Luar. Letak suku Baduy sendiri ada di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes. Orang Kanekes atau yang biasa dikenal sebagai masyarakat Baduy merupakan kelompok etnis yang berasal dari wilayah Banten, lebih tepatnya di Lebak. Suku Baduy juga masih memiliki hubungan dengan orang Sunda. Tidak heran jika fisik mereka mirip orang Sunda kebanyakan dan bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Sunda. 11. Suku Bali Suku Bali. Sumber Dalam bahasa Bali, Suku Bali disebut sebagai Wong Bali, Anak Bali, atau Krama Bali. Suku ini adalah kelompok etnis mayoritas di Pulau Bali. Jumlah populasi Suku Bali yang tinggal di Pulau Bali sekitar 3,3 juta jiwa. Sementara ada sekitar jiwa yang tersebar di beberapa wilayah di tanah air. Beberapa wilayah tersebut adalah Nusa Tenggara Barat. Lampung, Bengkulu, Sulawesi Tengah, dan beberapa wilayah lainnya. Suku Bali menggunakan Bahasa Bali untuk beraktivitas sehari-hari. Sistem kehidupan sosial masyarakatnya sendiri dinamakan Wangsa. Wangsa merupakan sistem kekeluargaan yang diatur melalui garis keturunan. Saat ini sistem Wangsa sudah tidak dijalankan dengan sangat ketat seperti di masa lalu. Namun dalam beberapa hal, sistem Wangsa tetap dipertahankan. Misalnya dalam upacara adat yang sudah menjadi tradisi ataupun dalam pernikahan yang masih membedakan jalur keturunan leluhur seseorang. 12. Suku Ambon Suku Ambon. Sumber Suku terbesar di Maluku ini adalah campuran antara suku Austronesia-Papua yang berasal dari Kepulauan Ambon-Laese dari sisi barat Pulau seram. Bahasa yang digunakan oleh suku Ambon ini adalah perpaduan antara pribumi dengan Bahasa Melayu Ambon atau Nasalaut. Sebanyak orang menggunakan Bahasa ini dan terpecah ke dalam beberapa dialek yaitu Nasalaut, Saparua, Haruku, Hatu, Asilulu, Hila, Wakasihu, dan lain-lain. Mata pencaharian utama suku Ambon adalah dengan bercocok tanam di lading, tanaman yang biasanya ditanam adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan, kopi, kelapa, sayur-sayuran, tembakau, cengkeh, buah-buahan, dan sagu. Sagu adalah tumbuhan yang paling penting bagi masyarakat suku Ambon karena akan diolah menjadi makanan pokoknya yaitu papeda, makanan yang berasal dari sagu ini biasanya disajikan dengan ikan kuah kuning. Mengnai hubungan kekerabatan, mereka melewati garis keturunan pihak ayah patrilineal dengan pola menetap sesudah kawin ialah di lingkungan pihak ayah patrilocal. Sedangkan kesatuan kekerabatan yang terpenting ialah suatu kesatuan family unit atau disebut matarumah keluarga batih. 13. Suku Gayo Suku Gayo. Sumber Menghampiri provinsi Aceh bagian tengah, ada suku yang mendiami Dataran Tinggi Gayo yaitu suku Gayo. Namun selain berasal dari daerah ini, beberapa masyarakat suku Gyao juga tinggal di beberapa wilayah Aceh Timur seperti kecamatan Serba Jadi, Simpang Jernih dan Peunaron. Suku Gayo masuk ke dalam golongan ras Proto Melayu yang berasal dari India. Ada 3 kelompok dalam masyarakat suku Gayo, pertama masyarakat yang mendiami daerah Bener Meriah dan Aceh Tengah disebut Gayo Laut. Kedua, masyarakat yang mendiami daerah Aceh Tenggara dan GAyo Lues disebut Gayo Lues, dan ketiga masyarakat yang mendiami kecamatan Aceh Tamiang disebut Gayo Blang. Jika berbicara mengenai suku Gayo, ada sesuatu yang menjadi ciri khasnya yaitu kopi Gayo. Siapa yang tidak kenal dengan kopi Gayo, kopi jenis Arabika yang terkenal memiliki cita rasa yang sangat kuat ini banyak digemari para pecinta kopi. Di Gayo, ada dua perkebunan kopi yang menghasilkan kualitas kopi terbaik yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Takengon. 14. Suku Tengger Suku Tengger. Sumber Suku Tengger adalah suku yang mendiami wilayah Gunung Bromo, Malang. Sesuai dengan wilayahnya, masyarakat suku Tengger meyakini bahwa Gunung Bromo atau Gunung Brahma merupakan gunung yang suci. Ada salah satu adat suku Tengger yang dilakukan di kaki Gunung Bromo yaitu upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara Yadnya Kasada adalah sebuah upacara ritual yang diselenggerakan oleh masyarakat suku Tengger sebagai bentuk rasa syukur juga harapan agar terhindar dari malapetaka. Proses upacara ini dilakukan dengan menyediakan hasil bumi dan melarungkannya ke dalam kawah Gunung Bromo. Masyarakat suku yang keturunan kerajaan Majapahit ini umumnya beragama hindu dan masih memegang teguh adat istiadatnya. Meskipun berada di Kawasan wisata dan banyak wisatawan yang berkunjung tetapi akulturasi budaya tetap jarang terjadi. Maka dari itu adat serta budaya suku Tengger masih sangat lestari hingga saat ini. 15. Suku Sasak Suku Sasak. Sumber Salah satu suku di Republic of indonesia yang masih memegang teguh tradisinya adalah suku Sasak, yaitu suku yang terletak di Lombok. Masyarakat suku Sasak memiliki bangunan rumah yang terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau. Kata Sasak secara etilomogi berasal dari kata “sak-sak” yang memiliki arti satu atau utama, berhubungan dengan kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca yaitu kitab Nagarakertagama. Maka dari itu masyarakat beranggapan bahwa leluhur suku Sasak adalah orang-orang Jawa. Ada tradisi unik di dalam suku Sasak, yaitu kawin lari. Dalam masyarakat awam mungkin ini dianggap tabu, tetapi sebenarnya ini adalah tradisi unik dari suku Sasak. Jika sepasang kekasih hendak menikah, maka calon mempelai pria akan membawa calon mempelai wanita selama iii hari ke tempat tertentu tanpa sepengetahuan dari orang tuanya. Setelah itu orang tua calon mempelai wanita akan “menebus” anaknya dan melanjutkan pembicaraan mengenai pernikahannya. 16. Suku Sumbawa Suku Sumbawa. Sumber Suku Sumbawa berasal di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari letak geografisnya, Sumbawa berada di daerah yang memiliki hasil hutan yang baik karena berada di perbukitan. Beberapa diantaranya seperti jati, rotan, kayu sepang, menjangan, dan madu. Masyarakat suku Sumbawa mendami daerah kabutapen Sumbawa dan Sumbawa Barat. Mayoritas agama dari masyarakat Sumbawa adalah Islam, sehingga banyak aktivitas-aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan keagamaan. Namun meskipun demikian, masyarakat suku Sumbawa umumnya masih percaya dengan tahayul. Seperti tahayul tentang lingkungan sekitar, tahayul tentang alam gaib, tahayul mengenai alam semesta, dan lain-lain. 17. Suku Flores Suku Flores. Sumber Suku Flores merupakan percampuran antara etnis Portugis, Melanesia, dan Melayu. Jika diingat, dahulu Flores merupakan koloni bangsa Portugis, maka dari itu kebudayaan bangsa Portugis masih sangat terasa di wilayah ini. Nama Flores sendiri juga diambil dari Bahasa Portugis yang berarti “tanjung bunga”. Umumnya masyarakat suku Flores sudah menganut kepercayaan agama seperti Islam, Kristen dan lainnya. Namun masih banyak juga masyarakat yang memiliki kepercayaan untuk pemujaan kepada leluhur. Salah satunya seperti pemujaan khusus kepada arwah-arwah dan para leluhur dengan mendirikan dan memelihara sebuah bangunan. eighteen. Suku Toraja Suku Toraja. Sumber Suku Toraja, berasal dari Sulawesi Selatan dan mendominasi populasi di kota Makasar. Salah satu budaya yang terkenal dari suku Toraja adalah upacara kematian, di dalam masyarakat Toraja upacara kematian hanya untuk seseorang yang memiliki uang. Maka bagi keluarga yang tidak memiliki uang akan menunggu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mengumpulkan uang dan membuat upacara kematian. 19. Suku Osing Suku Osing. Sumber Jawa Osing atau Wong Blambangan, begitulah biasanya suku yang merupakan penduduk asli Banyuwangi ini diucapkan. Suku yang berasal dari Jawa Timur ini menggunakan Bahasa sehari-hari yang disebut sebagai Bahasa Osing yang merupakan turunan dari Bahasa Jawa Kuno dan sedikit pengaruh dari Bahasa Bali, serta biasanya memiliki logat dan gaya Bahasa yang tidak sulit untuk membedakannya dengan Bahasa Jawa pada umumnya. Berdasarkan sejarah pada umumnya daerah Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang dahulu didominasi oleh kepercayaan Hindu-Buddha dari Kerajaan-Kerajaan yang pernah menguasai daerah tersebut, yang kemudian juga menjadi kepercayaan dari Suku Osing itu sendiri. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya Islam di Jawa juga berdampak pada kepercayaan dari Suku Osing yang kemudian mulai menganutnya. Suku Osing memiliki beragam kesenian serta adat istiadat yang menjadi ciri khas, seperti Tradisi Tumpeng Sewu makan besar pada bulan Haji, Tari Barong atau Barong Ider Bumi yang diselenggarakan setiap tanggal dua pada bulan Syawal, Tradisi Angklung Paglak juga menjadi ciri khas yang dilakukan sebagai hiburan serta untuk membantu petani dalam memanen, serta ada juga Tari Gandrung yang menjadi tarian khas Banyuwangi hingga kini. Pada acara-acara adat, suku Osing biasa menggunakan baju adat yang disebut dengan Pakaian Jebeng Thulik yang merupakan kebaya lengan panjang dengan bordir yang terkesan elegan dan sederhana dengan ditambah sanggul khas Banyuwangi. 20. Suku Mandar Suku Mandar. Sumber Tanah Mandar atau suku Mandar merupakan suku yang ada di daerah Sulawesi Barat serta sebagaian Sulawesi Selatan dan Tengah. Istilah Mandar merupakan ikatan persatuan antara tujuh kerajaan di pesisir Pitu Babana Binanga serta tujuh kerajaan di gunung Pitutu Ulunna Salu, semua bangs aini dipersatukan melalui perjanjian yang dilakukan oleh para leluhurnya di Allewuang Batu di Luyo. Suku mandar dikenal sebagai suku yang memiliki kehebatan sebagai pelaut, bukan karena keunggulan teknologi, melainkan karena alat perikanan lokal yang mereka kembangkan yaitu rumpon dan perahu Sandeq yang dengan ciri khas bercadik tradisional dan sangat cepat. Suku Mandar memiliki beberapa kesenian dan tradisi unik yang menjadi ciri khas dari daerah mereka, seperti Kalindaqdaq yang merupakan penyampaian perumpamaan ketika ingin menyampaikan keinginan kepada seseorang, dapat berupa rayuan, puisi atau sebuah motivasi kepada orang lain. Kemudian ada Sayyang Pattu’du yang diartikan sebagai kuda menari yang merupakan tradisi syukuran terhadap anak-anak yang berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an thirty Juz dalam bentuk arakan keliling kampung menggunakan kuda yang menari diiringi dengan lantunan irama. Suku Mandar juga memiliki kesenian yang disebut Parrawana atau Rebana yang dilakukan setiap ada acara pesta perkawinan atau bahkan pada acara Sayyang Pattu’du dimana sang kuda akan menari dengan diiringi oleh irama Rebana. Dengan beragamnya suku bangsa di Indonesia yang memiliki tradisi dan kebudayaannya masing-masing, buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia hadir untuk meringkas berbagai hal penting yang harus kamu ketahui tentang keberagaman suku bangsa di Indonesia. Daftar Suku-suku lainnya di Republic of indonesia Suku Kubu – Sumatra Jambi Suku Sakai – Sumatra Suku Alas – Sumatra Suku Devayan – Sumatra Suku Haloban – Sumatra Suku Kluet – Sumatra Suku Lekon – Sumatra Suku Pakpak – Sumatra Suku Sigulai – Sumatra Suku Singkil – Sumatra Suku Tamiang – Sumatra Suku Aneuk Jamee – Sumatra Aceh Suku Nias – Sumatra Suku Mentawai – Sumatra Suku Laut – Sumatra Suku Belitung – Sumatra Suku Bangka – Sumatra Suku Anak Dalam – Sumatra Suku Kayu Agung – Sumatra Suku Palembang – Sumatra Suku Banjar – Kalimantan Suku Kutai – Borneo Suku Berau – Kalimantan Suku Paser – Kalimantan Suku Bali – Bali Suku Loloan – Bali Suku Bima – Nusa Tenggara Barat Suku Sumbawa – Nusa Tenggara Barat Suku Boti – Nusa Tenggara Timur Suku Bunak – Nusa Tenggara Timur Suku Manggarai – Nusa Tenggara Timur Suku Sika – Nusa Tenggara Timur Suku Sumba – Nusa Tenggara Timur Suku Rote – Nusa Tenggara Timur Suku Ngada – Nusa Tenggara Timur Suku Ende – Nusa Tenggara Timur Suku Gorontalo – Sulawesi Utara Suku Kaidipang – Sulawesi Utara Suku Minahasa – Sulawesi Utara Suku Mongondow – Sulawesi Utara Suku Sangir – Sulawesi Utara Suku Bungku – Sulawesi Tengah Suku Balesang – Sulawesi Tengah Suku Balantak – Sulawesi Tengah Suku Wakatobi – Sulawesi Tenggara Suku Fordata – Maluku Suku Mamale – Maluku Suku Nuaulu – Maluku Suku Morotai – Maluku Suku Halmahera – Maluku Suku Wemale – Maluku Suku Wai Apu – Maluku Suku Ternate – Maluku Suku Tidore – Maluku Suku Seram – Maluku Suku Sawai – Maluku Suku Aero – Papua Demikian sebagian besar dari suku-suku yang ada di Indonesia, meski tentu masih banyak lagi suku lain yang belum kita eksplorasi secara lebih dalam. Semoga informasi ini bermanfaat! Baca juga artikel terkait “Suku Bangsa di Indonesia” Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Sejarah Pancasila Memaknai Pancasila Sebagai Sumber Nilai Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara Pengertian Demokrasi Pancasila Sejarah Lambang Garuda Pancasila Pengertian Wawasan Nusantara Makna Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Makna Sumpah Pemuda Pengamalan Nilai Pancasila Sumber dari berbagai sumber ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.” Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
5Suku Bangsa dilengkapi dengan Bahasa, Rumah Adat, Pakaian Adat dan Tarian Daerah on October 04, 2017 Get link; Rumah Adat, Pakaian Adat dan Tarian Daerah. Tabel 1.2 Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia. No. Suku Bangsa. Uraian. 1. Nangroe Aceh Darussalam (NAD) a. Nama Bahasa Daerah: Aneuk Jamee, Kluet, Alas, Gayo, Haloban Jakarta - Indonesia tak hanya kaya akan bahasa namun juga suku bangsanya. Mulai dari ujung sumatera hingga ujung Papua memiliki ciri khas berbeda. Suku apa saja yang ada di Indonesia?Dilansir dari laman resmi Badan Pusat Statistik BPS, dalam kode data SP2010 tersedia 1331 kategori suku di Indonesia. Jumlah 1331 kategori itu merupakan kode untuk nama suku, nama lain/alias suatu suku, nama subsuku, bahkan nama sub dari Suku BangsaMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, suku diartikan sebagai golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran identitas perbedaan kebudayaan, khususnya buku "Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya" oleh Pram, Suku bangsa didefinisikan sebagai suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan mereka melihatnya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, atau ciri-ciri bermacam-macam suku bangsa yang ada di Indonesia. Beragam suku bangsa tersebut tentunya memiliki perbedaan satu dan yang lainnya, mulai dari agama atau kepercayaan, bahasa hingga adat ini 10 suku di Indonesia yang populer dan memiliki populasi yang banyakNama-Nama Suku di Indonesia yang Populer1. Suku JawaPopulasi suku bangsa terbesar di Indonesia ditempati Suku Jawa. Jumlahnya sekitar 40,2% dari penduduk Jawa ini merupakan gabungan dari Suku Jawa, Osing, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Suku SundaSuku Sunda mendiami provinsi Jawa Barat. Populasinya mencapai 15,5% dari penduduk Indonesia atau terbesar kedua setelah Suku Sunda memiliki beragam tari tradisional khas. Beberapa di antaranya populer di Indonesia, yakni Tari Jaipong, Tari Topeng, dan Tari Rampak Suku BatakSuku Batak merupakan suku bangsa dengan populasi terbesar ketiga di Indonesia yakni sebanyak 3,6%. Suku ini berasal umumnya tinggal di Sumatera Batak memiliki sub suku yakni Suku Batak Mandailing, Batak Toba, Batak Tapanuli, Batak Angkola Karo, dan Suku BugisDi Pulau Sulawesi terdapat Suku Bugis yang jumlah populasinya 2,7% dari populasi Indonesia. Suku Bugis mendiami provinsi Sulawesi Suku AsmatSuku Asmat merupakan salah satu suku terbesar di Papua. Suku ini tinggal di rumah adat yang disebut rumah dalam rumah adat yang juga disebut dengan rumah bujang ini tersimpan senjata Suku Asmat yakni tombak, panah untuk berburu, dan Suku AmbonSuku Ambon mendiami Provinsi Maluku. Suku ini dikenal aktif melaut karena kondisi geografis di wilayah Maluku berupa khas Suku Ambon adalah penggunaan alat musik tifa. Tifa mirip dengan gendang yang dimainkan dengan cara Suku DayakSuku Dayak merupakan suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Sub sukunya juga beragam, mulai dari Dayak Kanayatn, Dayak Bubung, Dayang Angan, dan lain ini memiliki rumah adat yang khas disebut sebagai rumah bentang. Bentuknya memanjang dan didiami beberapa Suku BaliSuku Bali adalah suku mayoritas yang mendiami Pulau Bali. Selain di Bali, suku ini juga tinggal di berbagai provinsi di Indonesia, termasuk Lampung, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Barat akibat program Bali umumnya menganut agama Hindu dan memiliki ciri khas mahir dalam memproduksi kesenian. Mulai dari seni tari, seni lukis, hingga seni ukiran dapat dilakoni Suku Suku MinangSuku Minang mendiami wilayah Sumatera Barat. Suku Minang memiliki ciri khas memiliki rumah adat yang luas bernama Rumah itu mereka juga memiliki pakaian adat unik yang digunakan dalam pernikahan. Untuk perempuan disebut Bundo Kanduang sedangkan yang laki-laki mengenakan Suku BetawiSuku Betawi merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Suku ini dikenal sebagai hasil perkawinan dari berbagai suku bangsa dan khas Suku Betawi adalah kesenian Gambang Kromong yang memadukan budaya Tionghoa, Arab, Melayu, Portugis, dan pengertian suku bangsa beserta nama-nama suku yang populer di Indonesia. Simak Video "Potret Perayaan Yadnya Kasada Suku Tengger di Kawah Bromo" [GambasVideo 20detik] lus/lus 1Jelaskan 3 suku bangsa di Indonesia mengenai : - 24896050 Cebret011 Cebret011 14.10.2019 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab 3. Suku Batak . A. Lagu daerah: sinanggartulo. B. Bahasa yang digunakan:Batak/Sumatra Utara. Alat musik :garantung. 2. Daerah : Jawa tengah,pulau Jawa. Pengertian Suku Bangsa – Indonesia dilimpahi banyak suku bangsa dengan berbagai tradisi yang sangat unik. Pengertian suku bangsa sendiri adalah golongan manusia dengan anggota-anggota yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama dan didasarkan kepada garis keturunan. Dilansir dari situs resmi Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010 saja sudah ada sekitar suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari ribuan suku tersebut, suku Jawa memiliki populasi terbesar di Indonesia yang mencapai 41% dari total populasi Indonesia. Selanjutnya, Kusnanto dalam buku Keanekaragaman Suku dan Budaya Indonesia menyebutkan jika suku bangsa di Indonesia tentu saja memiliki sejumlah perbedaan yang mencolok. Namun, sesuai semboyan bangsa Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda, tetapi tetap satu, kita harus terus menjunjung persatuan Indonesia dan saling menghargai satu sama lain. Pengertian Suku BangsaPembentukan Suku BangsaKonsep Terbentuknya Suku Bangsa1. Sistem Garis Keturunan2. Percampuran Suku BangsaCiri-Ciri Suku BangsaPembentukan Hubungan Kekerabatan1. Evolusi Keluarga2. PerkawinanBentuk-Bentuk Kelompok KekerabatanRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu EkonomiMateri Terkait Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dengan merujuk ciri khas seperti budaya, bangsa, bahasa, agama dan perilaku. Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya. Suku bangsa adalah suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif ada sejak lahir, yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal bangsa dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistik hampir mencapai 300 suku bangsa. Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda. Namun demikian, beragam suku bangsa ini mampu mengintegrasikan dalam suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur. Pembentukan Suku Bangsa Suku bangsa atau kelompok etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada 1992, “Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia” meskipun definisi ini seringkali mudah diubah-ubah. Antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi, bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompok. Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru. Menurut Barth, suku bangsa adalah sebuah pengorganisasian sosial mengenai jati diri yang askriptif dimana anggota suku bangsa mengaku sebagai anggota suatu suku bangsa karena dilahirkan oleh orang tua dari suku bangsa tertentu atau dilahirkan dari daerah tertentu. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Konsep Terbentuknya Suku Bangsa Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat, baik berwujud sebagai komunitas desa, kota, sebagai kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat oleh orang di luar warga masyarakat bersangkutan. Seorang warga dari suatu kebudayaan yang telah hidup dari hari ke hari di dalam lingkungan kebudayaannya biasanya tidak melihat lagi corak khas itu. Sebaliknya, terhadap kebudayaannya biasanya tidak terlihat corak khasnya, terutama mengenai unsur-unsur yang berbeda mencolok dengan kebudayaan sendiri. Corak khas dari suatu kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan fisik dengan bentuk khusus, atau karena di antara pranata-pranatanya ada fisik dengan bentuk khusus, atau dapat juga karena warganya menganut suatu tema budaya khusus. Sebaliknya, corak khas tadi juga dapat disebabkan karena adanya kompleks unsur-unsur yang lebih besar. Konsep yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali tetapi tidak selalu dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. Jadi, “kesatuan kebudayaan” bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan, atau lainnya, dengan metode analisis ilmiah, melainkan oleh warga kebudayaan bersangkutan itu sendiri. Dengan demikian, kebudayaan Sunda merupakan suatu kesatuan, bukan karena ada peneliti-peneliti yang secara etnografi telah menetukan bahwa kebudayaan Sunda itu suatu kebudayaan tersendiri yang berada dari kebudayaan Jawa, Banten, atau Bali, melainkan karena orang Sunda sendiri sadar bahwa kebudayaan Sunda mempunyai kepribadian dan identitas khusus, berbeda dengan kebudayaan-kebudayaan tetangganya itu. Apalagi adanya bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Jawa atau Bali lebih mempertinggi kesadaran akan kepribadian khusus tadi. Dalam kenyataan, konsep “suku bangsa “ lebih kompleks daripada yang terurai di atas. Ini disebabkan karena dalam kenyataan, batas dari kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit, tergantung kepada keadaan. Misalnya, penduduk Pulau Flores di Nusa Tenggara tersendiri atas beberapa suku bangsa yang khusus, dan menurut kesadaran orang Flores itu sendiri, yaitu orang Manggarai, Ngada, Sikka, Riung, Nage-Keo, Ende, dan Laratuka. Kepribadian khas dari tiap suku bangsa tersebut dikuatkan pula oleh bahasa-bahasa khusus, yaitu bahasa Manggarai, bahasa Ngada, bahasa Sikka, bahasa Ende dan sebagainya, yang jelas berbeda dan tidak dimengerti yang lain. Walaupun demikian, kalau orang flores dari berbagai suku bangsa itu tadi berada di jakarta misalnya, dimana mereka harus hidup berkonfrontasi dengan golongan atau kelompok lain lebih besar dalam kekejaman perjuangan hidup di suatu kota besar, mereka akan merasa bersatu sebagai Putra Flores, dan tidak sebagai orang Sikka, orang Ngada, atau orang Laratuka. Demikian pula halnya penduduk Papua yang berada di wilayah itu sendiri sebenarnya merasakan diri orang Sentani, orang Marindanim, orang Serui, orang Kapauku, orang Moni dan sebagainya, akan merasa diri mereka sebagai Putra Papua apabila mereka ke luar dari Papua. Dalam penggolongan politik atau administratif di tingkat nasional tentu lebih praktis memakai penggolongan suku bangsa secara terakhir tadi, yang sifatnya lebih luas dan lebih kasar, tetapi dalam analisis ilmiah secara antropologi kita sebaiknya memakai konsep suku bangsa dalam arti sempit. Mengenai pemakaian istilah suku bangsa, sebaiknya selalu memakainya secara lengkap agar tidak hanya mempergunakan istilah singkatan “suku” saja. Deskripsi mengenai kebudayaan suatu bangsa biasanya merupakan ide dari sebuah karangan etnografi. Namun, karena ada suku bangsa yang besar sekali, terdiri atas berjuta-juta penduduk seperti suku bangsa Sunda, ahli antropologi yang membuat sebuah karangan etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa besar itu dalam deskripsinya. Umumnya, ia hanya melukiskan sebagian dari kebudayaan suku bangsa itu. Etnografi tentang kebudayaan Sunda misalnya hanya akan terbatas kepada kebudayaan Sunda dalam suatu daerah logat Sunda yang tertentu, kebudayaan Sunda dalam suatu kebupaten tertentu, kebudayaan Sunda di pegungungan atau kebudayaan Sunda di pantai, atau kebudayaan Sunda dalam suatu lapisan sosial tertentu dan sebagainya. 1. Sistem Garis Keturunan Sistem garis keturunan bapak biasa disebut patrilineal, layaknya yang terjadi pada suku Batak di Sumatra Utara. Untuk sistem ketentuan yang menarik garis keturunan dari pihak ibu atau wanita disebut matrilineal, suku yang berpedoman sistem tersebut adalah suku Minang, yang ada di Sumatra Barat. Adapun untuk sistem ketentuan dari kedua belah pihak kelihatannya adalah sistem yang sangat banyak dianut oleh suku-suku yang ada di indonesia, di antaranya adalah suku Jawa. Jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia amatlah banyak. Total keseluruhan meraih beberapa ratus suku bangsa. Suku bangsa tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Masing-masing suku bangsa menawarkan lebih dari satu kekhasannya, layaknya keeksotisan yang dimiliki oleh suku bangsa Indonesia yang ada di tempat timur Indonesia. 2. Percampuran Suku Bangsa Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia makin lengkap sebab adanya lebih dari satu pencampuran ras dan etnis asli suku bangsa Indonesia dengan beraneka suku bangsa di negara lain. Umpamanya saja, pencampuran dalam masyarakat asli suku bangsa Indonesia dengan suku bangsa Tionghoa, atau pencampuran masyarakat asli suku bangsa Indonesia dengan masyarakat dataran Eropa. Pencampuran dua suku bangsa tersebut sesudah itu menyebabkan lebih dari satu istilah baru, layaknya istilah “orang indo”. Suku bangsa yang memiliki jumlah penduduk sangat banyak di Indonesia ada di Pulau Jawa. Layaknya suku bangsa Jawa dan Sunda. Perbedaan dalam suku bangsa yang ada di Indonesia justru lebih mengeratkan jalinan di antara masyarakatnya. Ciri-Ciri Suku Bangsa Secara tertutup berkembang biak dalam kelompoknya. Memiliki nilai-nilai dasar yang terwujud dan tercermin dalam kebudayaan. Mewujudkan arena komunikasi dan interaksi. Mempunyai anggota yang mengenali dirinya serta dikenal oleh orang lain sebagai bagian dari satu kategori yang dibedakan dengan yang lain. Etika seseorang yang menjadi bagian dari suku bangsa tertentu mengadakan interaksi, akan tampak adanya simbol-simbol atau karakter khusus yang digunakan untuk mengekspresikan perilakunya sesuai dengan karakteristik suku bangsanya. Misalnya, ciri-ciri fisik atau rasial, gerakan-gerakan tubuh atau muka, ungkapan-ungkapan kebudayaan, nilai-nilai budaya serta keyakinan keagamaan. Seseorang yang dilahirkan dalam keluarga suatu suku bangsa, sejak dilahirkannya mau tidak mau harus hidup dengan berpedoman pada kebudayaan suku bangsanya sebagaimana yang digunakan oleh orangtua dan keluarganya dalam merawat dan mendidiknya, sehingga menjadi manusia sesuai dengan konsepsi kebudayaannya tersebut. Menurut R. Narol, kriteria untuk menetukan suatu bangsa adalah adanya kesatuan masyarakat meliputi Daerahnya dibatasi oleh satu desa atau lebih. Daerahnya dibatasi oleh batas-batas tertentu secara politis dan administratif. Batas daerahnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri. Warganya memiliki satu bahasa atau satu logat bahasa. Keadaan daerahnya ditentukan oleh kesatuan ekologi. Anggota-anggotanya mempunyai pengalaman sejarah yang sama. Frekuensi interaksi sesama anggota masyarakatnya tinggi. Susunan sosialnya seragam. Pembentukan Hubungan Kekerabatan Hubungan kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara tiap entitas yang memiliki asal-usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis, sosial, maupun budaya. Dalam antropologi, sistem kekerabatan termasuk keturunan dan pernikahan, sementara dalam biologi istilah ini termasuk keturunan dan perkawinan. Hubungan kekerabatan manusia melalui pernikahan umum disebut sebagai “hubungan dekat” ketimbang “keturunan” juga disebut “konsanguitas”, meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam pernikahan di antara orang-orang yang satu moyang. Hubungan kekeluargaan sebagaimana genealogi budaya dapat ditarik kembali pada Tuhan lihat mitologi, agama, hewan yang berada dalam daerah atau fenomena alam seperti pada kisah penciptaan. Hubungan kekerabatan adalah salah satu prinsip mendasar untuk mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan silsilah. Hubungan keluarga dapat dihadirkan secara nyata ibu, saudara, kakek atau secara abstrak menurut tingkatan kekerabatan. Sebuah hubungan dapat memiliki syarat relatif misalnya ayah adalah seseorang yang memiliki anak, atau mewakili secara absolut mis, perbedaan status antara seorang ibu dengan wanita tanpa anak. Tingkatan kekerabatan tidak identik dengan pewarisan maupun suksesi legal. Banyak kode etik yang menganggap bahwa ikatan kekerabatan menciptakan kewajiban di antara orang-orang terkait yang lebih kuat daripada di antara orang asing, seperti bakti anak. 1. Evolusi Keluarga Pemikiran-pemikiran tentang asal mula dan perkembangan keluarga manusia sangat menarik perhatian, baik dari kalangan umum atau dari kalangan para ahli ilmu sosial. Arti pokok dari keluarga adalah sebagai kesatuan kelompok sosial yang melakukan kerja sama ekonomi antar laki-laki dan perempuan, dan sebagai lingkungan sosial ayng tepat untuk mengasuh anak. 2. Perkawinan Arti perkawinan menurut Koentjaraningrat adalah norma sosial yang mengatur seseorang dalam mendapatkan atau memilih teman hidup dalam usaha mencapai kebahagiaan hidup berkeluarga. Menurut Keesing, perkawinan adalah suatu bentuk hubungan yang dilembagakan yang secara sah terjadi hubungan seksual dan hubungan orang tua anak. Haviland menjelaskan di dunia ini paling tidak, ada tujuh bentuk perkawinan Monogami, yaitu perkawinan yang mengharuskan seseorang hanya mempunyai seorang istri atau suami. Poligini, yaitu adat perkawinan yang memperbolehkan seorang laki-laki istri lebih dari seorang. Poliandri, yaitu suatu adat perkawinan yang memperbolehkan seorang wanita mempunyai beberapa orang suami. Perkawinan kelompok, yaitu adat perkawinan yang memperbolehkan beberapa laki-laki dengan beberapa wanita dapat melakukan hubungan seks satu sama lain. Levirat, yaitu perkawinan antar seorang janda dengan saudara laki-laki suaminya yang sudah meninggal dunia. Sororat, yaitu perkawinan antar seorang duda kawin dengan saudara perempuan istri yang meninggal dunia. Perkawinan berturut, yaitu bentuk perkawinan yang memperbolehkan laki-laki atau perempuan kawin atau hidup bersama dengan sejumlah orang berturut-turut. Bentuk-Bentuk Kelompok Kekerabatan Extended family keluarga luas, merupakan kelompok kerabat yang terdiri atas keluarga batih senior dan anak-anaknya yang tinggal dalam rumah yang terpisah, tetapi masih dalam lingkungan satu lahan pekarangan yang sama. Kindred kaum kerabat/sanak saudara, merupakan kesatuan kerabat yang melakukan interaksi atau berkumpul antar anggota kerabat pada waktu-waktu tertentu saja. Keluarga Ambilineal, merupakan suatu ketentuan bahwa seseorang dapat memilih hubungan keturunan melalui garis keturunan kerabat laki-laki atau garis keturunan kerabat wanita saja. Clan klen, merupakan gabungan sejumlah keluarga luas yang anggotanya berasal dari satu nenek moyang, yang didikat oleh garis keturunan pihak kerabat laki-laki atau pihak perempuan. Phratry fratri, merupakan kelompok keturunan unilineal yang terdiri atas dua atau lebih yang mengakui berhubungan sebagai kerabat. Moiety paruh masyarakat, merupakan setiap kelompok hasil pembagian masyarakat menjadi dua bagian atas dasar keturunan. Nah, itulah penjelasan singkat mengenai pengertian, pembentukan, konsep, dan ciri-ciri buku bangsa. Berikut ini rekomendasi buku dari Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang suku-suku di Indonesia agar bisa memahaminya secara penuh. Selamat membaca. Temukan hal menarik lainnya di Gramedia sebagai SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait BACA JUGA 4 Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia Terlengkap Daftar Suku Bangsa di Indonesia serta Pranata Sosial Masyarakatnya Pakaian Adat Papua Jenis, Keunikan, dan Filosofinya Rumah Adat di Indonesia yang Unik dan Jarang Diketahui Rumah Adat Maluku Nama, Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Gambar Rumah Adat Papua Jenis, Fungsi, Keunikan, dan Filosofi ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisienRagam Suku Bangsa Indonesia – Indonesia terdiri dari sekitar suku bangsa yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menurut data BPS sendiri separuh atau 50% dari suku bangsa di tanah air adalah suku Jawa. Sisanya suku-suku yang mendiami wilayah Indonesia di luar Jawa seperti suku Makasar Bugis 3,68%, Batak Bali 1,88%, Aceh 1,4%, dan suku lainnya. Setiap suku memiliki adat dan norma yang berbeda-berbeda. Meski demikian keberagaman tersebut tidak membuat bangsa terpecah-pecah, sebaliknya keberagaman kemudian menyatu untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai suku bangsa di Indonesia berikut ini Pengertian Suku BangsaSuku-Suku di Indonesia1. Suku Jawa2. Suku Sunda3. Suku Batak4. Suku Betawi5. Suku Dayak6. Suku Asmat7. Suku Bugis8. Suku Madura9. Suku Minang10. Suku Baduy11. Suku Bali12. Suku Ambon13. Suku Gayo14. Suku Tengger15. Suku Sasak16. Suku Sumbawa17. Suku Flores18. Suku Toraja19. Suku Osing20. Suku MandarDaftar Suku-suku lainnya di Indonesia Pengertian Suku Bangsa Suku bangsa merupakan golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama berdasarkan garis keturunan merujuk pada ciri khas seperti Budaya, bangsa, bahasa, agama dan perilaku. Suku bangsa juga merupakan golongan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lain, karena memiliki ciri-ciri yang paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya. Dalam definisi lain, Suku bangsa juga merupakan suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif atau telah ada sejak lahir, serta memiliki corak yang sama seperti golongan umur serta jenis kelamin. Suku bangsa sendiri dapat dikelompokkan berdasarkan Suku bangsa campuran, dimana di dalamnya terjadi percampuran antar ras yang mendiami satu Kawasan atau wilayah tertentu. Contohnya pada suku Peranakan yang merupakan percampuran antar ras Tionghoa dan Melayu Garis keturunan, sebagai faktor utama bagi suku bangsa. Terdapat tiga garis keturunan di Indonesia, yaitu Garis keturunan ayah patrilineal, biasanya pada suku Batak, Ambon, Timor dan yang lainnya, Garis keturunan ibu matrilineal, biasanya terjadi dalam suku Minangkabau di Sumatra Selatan dan Garis keturunan ayah dan ibu atau parental yang banyak dijalankan oleh suku Jawa. Beragam suku dan tradisi unik di Indonesia yang akan membuatmu berdecak kagum, bergidik ngeri, penasaran, dan mengaduk pikiran dapat kamu pelajari pada buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia. 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia 1. Suku Jawa Suku Jawa. Sumber Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari, survey menunjukan kurang lebih hanya 42% orang Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sementara 28% lainnya menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja. Bahasa Jawa sendiri memiliki aturan yang berbeda dalam hal kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat mereka sangat sadar terhadap status sosialnya di masyarakat. Dalam masyarakat Jawa, sistem kekerabatan didasarkan pada garis keturunan bilateral diperhitungkan dari dua belah pihak, ibu dan ayah. Dengan prinsip bilateral atau parental ini, seorang Jawa berhubungan sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga ayah. Kekerabatan yang relatif solid biasanya terjalin dalam keturunan satu nenek moyang hingga generasi ketiga. Namun demikian, kualitas hubungan keluarga inti nuclear family dan keluarga luas extended family berbeda-beda antara satu lingkaran keluarga dengan yang lainnya, bergantung pada kondisi masing-masing keluarga. 2. Suku Sunda Suku Sunda. Sumber Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi wilayah bagian barat pulau Jawa dimana sebagian besar wilayahnya masuk ke dalam provinsi Jawa Barat dan Banten. Berasal dari akar kata sunda atau suddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti bersinar, terang dan putih. Suku Sunda sendiri berjumlah 5,5 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan. Meskipun tersebar di berbagai wilayah Indonesia, namun sebagian besar masyarakat Sunda menempati wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa. Mayoritas suku ini beragama Islam namun ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda Wiwitan. 3. Suku Batak Suku Batak. Sumber Suku di Indonesia ini berasal dari Sumatera Utara dan juga cenderung tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Terdiri dari 3,58 dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan. Suku Batak terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pakpak, dan Batak Karo. Suku Batak merupakan satu diantara suku di Indonesia yang mempertahankan kebudayaannya. Mereka memegang teguh tradisi dan adat. Hingga saat ini adat dan budaya tetap dilaksanakan dalam kehidupan sosial orang Batak dan aktivitas sehari-harinya. Beberapa adat dan budaya Batak yang berlaku adalah Partuturan Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari kekerabatan partuturan adalah kunci dari falsafah hidupnya, yaitu dengan menanyakan marga dari setiap orang Batak yang ditemuinya. Hal ini dapat digambarkan dengan ukiran 2 ekor cicak yang saling berhadapan yang menempel di kiri-kanan Ruma Batak. Kekerabatan ini pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah dan menentukan sikap terhadap orang lain dengan baik. Mangokal Holi Prosesi upacara yang dilaksanakan untuk mengumpulkan tulang belulang dari jasad orang tua yang dimasukkan ke peti yang baru untuk dipindahkan pada suatu tempat yang telah disediakan oleh pihak keluarga. Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun yang bertujuan memberikan penghormatan kepada roh orang tua yang telah tiada. Pemindahan lokasi tulang belulang di maksud ke tempat yang baru adalah untuk mendapatkan tempat yang lebih baik dari tempat sebelumnya. Karakter Batak 4. Suku Betawi Suku Betawi. Sumber Suku Betawi sebagai suku yang masyarakatnya merupakan keturunan dari penduduk yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17 dan merupakan hasil perkawinan darah campuran dari aneka suku bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Suku Betawi juga turut disebut sebagai penghuni asli wilayah Jakarta. Meski demikian masyarakat Betawi tersebar di daerah lainnya, seperti Bogor dan sekitarnya. Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan terutama bahasa Hokkian, bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik pembeda misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in pengaruh bahasa Bali, serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal. Betawi sendiri juga terkenal dengan keberagaman kulinernya yang berkaitan dengan budaya dan tradisi makan di dalamnya yang bisa kamu temukan pada buku Kuliner Betawi Selaksa Rasa & Cerita yang juga membahas mengenai urutan dari sejumlah peristiwa, upacara, dan hajatan. 5. Suku Dayak Suku Dayak. Sumber Dayak berasal dari kata “Daya” yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan. Suku Dayak sendiri merupakan salah satu suku “Asli” yang mendiami “Pulau Borneo” Kalimantan. Borneo terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang masing-masing terdiri dari Kalimantan Timur ibukotanya Samarinda, Kalimantan Selatan ibukotanya Banjarmasin, Kalimantan Tengah ibukotanya Palangka Raya, Kalimantan Barat ibukotanya Pontianak, dan Kalimantan Utara Ibukotanya Tanjung Selor. Suku Dayak terbagi dalam 405 sub-sub suku. Masing-masing sub suku Dayak mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, sesuai dengan sosial kemasyarakatannya, baik Dayak di Indonesia maupun Dayak di Sabah dan Sarawak Malaysia sebagai negara serumpun. Suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas antara lain seperti mandau, sumpit, beliong, rumah betang atau rumah panjang rumah radank dan lain-lain. Ciri-ciri khas Dayak lainnya seperti; kepemilikan senjata, dan seni budayanya. Tanah Air-Tradisi Berbagi dan Bersyukur Suku Dayak Agama asli suku Dayak Kaharingan merupakan agama asli yang lahir dari budaya nenek moyang. Sebagian masyarakat Dayak masih memegang teguh kepercayaan akan adanya benda-benda gaib pada tempat-tempat tertentu seperti batu-batuan, pohon-pohonan besar, taman-taman di hutan, danau, lubuk, dan lainnya yang menurut kepercayaannya memiliki “kekuatan gaib” dari Jubata dan Batara. Saat ini, terhitung jumlah masyarakat Dayak ialah sekitar 1,27 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan. 6. Suku Asmat Suku Asmat. Sumber Dikenal sebagai suku titisan Dewa, Suku asal Papua ini meyakini, bahwasanya mereka berasal dari keturunan Dewa Fumeripits. Suku Asmat juga merupakan salah satu suku dari Provinsi Papua yang mendunia karena budayanya yang begitu menghormati alam serta kehidupan para leluhurnya, maka kearifan yang dimiliki oleh suku Asmat juga sangat luar biasa. Etnis satu ini terbagi menjadi dua, yakni suku yang tinggal di pesisir pantai serta suku yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi berbeda dalam banyak aspek seperti dari cara hidup, dialek, ritual, bahkan struktur sosial. Pembagian bahasa Asmat hilir sungai terbagi menjadi bagian kelompok pantai barat laut dan bagian kelompok pantai barat daya. Sementara pembagian bahasa Asmat hulu terbagi menjadi kelompok Keenok serta Kaimok. 7. Suku Bugis Suku Bugis. Sumber Suku Bugis merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan namun saat ini juga telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua, Jakarta, Kalimantan, hingga Riau. Suku ini tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu Melayu muda. Disamping itu, masyarakat Bugis juga bisa ditemukan di Malaysia dan Singapura. Dalam situs Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo, Kata Bugis berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan Ugi merujuk pada raja pertama kerajaan China yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo, yaitu La Sattumpugi. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau pengikut La Sattumpugi. Ciri utama dari kelompok etnis ini adalah bahasa dan adat-istiadatnya. Sehingga, pendatang dari Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke 15 juga bisa dikategorikan sebagai masyarakat Bugis. 8. Suku Madura Suku Madura. Sumber Suku Madura merupakan etnis dengan populasi yang cukup besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa biasanya disebut wilayah “tapal kuda”, dari Pasuruan sampai Utara Banyuwangi. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura juga dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual pethik laut atau rokat tasse. Dalam masyarakat Madura, ikatan kekerabatan terbentuk melalui garis keturunan, baik dari keluarga berdasarkan garis ayah maupun garis ibu paternal and maternal relatives. Pada umumnya, ikatan kekerabatan antar sesama anggota keluarga lebih erat dari garis keturunan ayah sehingga cenderung “mendominasi”. Ikatan kekerabatan orang Madura sendiri mencakup sampai empat generasi ke atas ascending generations dan ke bawah descending generations dari ego. 9. Suku Minang Suku Minang. Sumber Suku di Indonesia selanjutnya adalah suku Minang yang merupakan salah satu etnis terbesar di Indonesia dengan jumlah kurang lebih 2,73 persen dari total masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Berasal dari Sumatera Barat, orang Minang juga kerap disamakan dengan orang Padang, karena Padang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat. Meski begitu, masyarakat Minang justru menyebut kelompok etnis mereka dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada orang Minang itu sendiri. Pada kebudayaan Minang, suku bisa diartikan sebagai klan atau juga sebagai marga atau nama keluarga yang turun atau diambil dari garis keturunan Ibu yang disebut Matrilineal. Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain, rumah Gadang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang. Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi panjang. Adat dalam suku Minang, salah satunya adalah Adat nan sabana Adat yang merupakan ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun manusia sebagai ciptaan-Nya Sunnatullah. Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai Sumber hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal. 10. Suku Baduy Suku Baduy. Sumber Suku Baduy adalah sebuah suku yang hidup di pedalaman Banten, hidup secara terisolasi dari dunia luar khususnya masyarakat Baduy Dalam yang hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam. Suku Baduy memang terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dua kelompok ini memiliki perbedaan terutama dalam hal berpakaian. Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat Baduy yang sangat teguh memegang adat istiadat leluhur. Mereka sangat menolak teknologi dan modernisasi, sehingga kehidupannya masih tradisional. Masyarakat Baduy Dalam umumnya memakai pakaian berwarna putih yang ditenun sendiri. Warna putih melambangkan kesucian. Sementara Suku Baduy Luar lebih terbuka dengan pendatang, meskipun masih menjunjung tinggi adat istiadat yang ada. Masyarakat Baduy Luar beberapa sudah menggunakan barang-barang modern seperti kasur, bantal, dan beberapa alat elektronik. Pakaian tenun berwarna serba hitam menjadi penanda masyarakat Baduy Luar. Letak suku Baduy sendiri ada di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes. Orang Kanekes atau yang biasa dikenal sebagai masyarakat Baduy merupakan kelompok etnis yang berasal dari wilayah Banten, lebih tepatnya di Lebak. Suku Baduy juga masih memiliki hubungan dengan orang Sunda. Tidak heran jika fisik mereka mirip orang Sunda kebanyakan dan bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Sunda. 11. Suku Bali Suku Bali. Sumber Dalam bahasa Bali, Suku Bali disebut sebagai Wong Bali, Anak Bali, atau Krama Bali. Suku ini adalah kelompok etnis mayoritas di Pulau Bali. Jumlah populasi Suku Bali yang tinggal di Pulau Bali sekitar 3,3 juta jiwa. Sementara ada sekitar jiwa yang tersebar di beberapa wilayah di tanah air. Beberapa wilayah tersebut adalah Nusa Tenggara Barat. Lampung, Bengkulu, Sulawesi Tengah, dan beberapa wilayah lainnya. Suku Bali menggunakan Bahasa Bali untuk beraktivitas sehari-hari. Sistem kehidupan sosial masyarakatnya sendiri dinamakan Wangsa. Wangsa merupakan sistem kekeluargaan yang diatur melalui garis keturunan. Saat ini sistem Wangsa sudah tidak dijalankan dengan sangat ketat seperti di masa lalu. Namun dalam beberapa hal, sistem Wangsa tetap dipertahankan. Misalnya dalam upacara adat yang sudah menjadi tradisi ataupun dalam pernikahan yang masih membedakan jalur keturunan leluhur seseorang. 12. Suku Ambon Suku Ambon. Sumber Suku terbesar di Maluku ini adalah campuran antara suku Austronesia-Papua yang berasal dari Kepulauan Ambon-Laese dari sisi barat Pulau seram. Bahasa yang digunakan oleh suku Ambon ini adalah perpaduan antara pribumi dengan Bahasa Melayu Ambon atau Nasalaut. Sebanyak orang menggunakan Bahasa ini dan terpecah ke dalam beberapa dialek yaitu Nasalaut, Saparua, Haruku, Hatu, Asilulu, Hila, Wakasihu, dan lain-lain. Mata pencaharian utama suku Ambon adalah dengan bercocok tanam di lading, tanaman yang biasanya ditanam adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan, kopi, kelapa, sayur-sayuran, tembakau, cengkeh, buah-buahan, dan sagu. Sagu adalah tumbuhan yang paling penting bagi masyarakat suku Ambon karena akan diolah menjadi makanan pokoknya yaitu papeda, makanan yang berasal dari sagu ini biasanya disajikan dengan ikan kuah kuning. Mengnai hubungan kekerabatan, mereka melewati garis keturunan pihak ayah patrilineal dengan pola menetap sesudah kawin ialah di lingkungan pihak ayah patrilocal. Sedangkan kesatuan kekerabatan yang terpenting ialah suatu kesatuan family atau disebut matarumah keluarga batih. 13. Suku Gayo Suku Gayo. Sumber Menghampiri provinsi Aceh bagian tengah, ada suku yang mendiami Dataran Tinggi Gayo yaitu suku Gayo. Namun selain berasal dari daerah ini, beberapa masyarakat suku Gyao juga tinggal di beberapa wilayah Aceh Timur seperti kecamatan Serba Jadi, Simpang Jernih dan Peunaron. Suku Gayo masuk ke dalam golongan ras Proto Melayu yang berasal dari India. Ada 3 kelompok dalam masyarakat suku Gayo, pertama masyarakat yang mendiami daerah Bener Meriah dan Aceh Tengah disebut Gayo Laut. Kedua, masyarakat yang mendiami daerah Aceh Tenggara dan GAyo Lues disebut Gayo Lues, dan ketiga masyarakat yang mendiami kecamatan Aceh Tamiang disebut Gayo Blang. Jika berbicara mengenai suku Gayo, ada sesuatu yang menjadi ciri khasnya yaitu kopi Gayo. Siapa yang tidak kenal dengan kopi Gayo, kopi jenis Arabika yang terkenal memiliki cita rasa yang sangat kuat ini banyak digemari para pecinta kopi. Di Gayo, ada dua perkebunan kopi yang menghasilkan kualitas kopi terbaik yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Takengon. 14. Suku Tengger Suku Tengger. Sumber Suku Tengger adalah suku yang mendiami wilayah Gunung Bromo, Malang. Sesuai dengan wilayahnya, masyarakat suku Tengger meyakini bahwa Gunung Bromo atau Gunung Brahma merupakan gunung yang suci. Ada salah satu adat suku Tengger yang dilakukan di kaki Gunung Bromo yaitu upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara Yadnya Kasada adalah sebuah upacara ritual yang diselenggerakan oleh masyarakat suku Tengger sebagai bentuk rasa syukur juga harapan agar terhindar dari malapetaka. Proses upacara ini dilakukan dengan menyediakan hasil bumi dan melarungkannya ke dalam kawah Gunung Bromo. Masyarakat suku yang keturunan kerajaan Majapahit ini umumnya beragama hindu dan masih memegang teguh adat istiadatnya. Meskipun berada di Kawasan wisata dan banyak wisatawan yang berkunjung tetapi akulturasi budaya tetap jarang terjadi. Maka dari itu adat serta budaya suku Tengger masih sangat lestari hingga saat ini. 15. Suku Sasak Suku Sasak. Sumber Salah satu suku di Indonesia yang masih memegang teguh tradisinya adalah suku Sasak, yaitu suku yang terletak di Lombok. Masyarakat suku Sasak memiliki bangunan rumah yang terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau. Kata Sasak secara etilomogi berasal dari kata “sak-sak” yang memiliki arti satu atau utama, berhubungan dengan kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca yaitu kitab Nagarakertagama. Maka dari itu masyarakat beranggapan bahwa leluhur suku Sasak adalah orang-orang Jawa. Ada tradisi unik di dalam suku Sasak, yaitu kawin lari. Dalam masyarakat awam mungkin ini dianggap tabu, tetapi sebenarnya ini adalah tradisi unik dari suku Sasak. Jika sepasang kekasih hendak menikah, maka calon mempelai pria akan membawa calon mempelai wanita selama 3 hari ke tempat tertentu tanpa sepengetahuan dari orang tuanya. Setelah itu orang tua calon mempelai wanita akan “menebus” anaknya dan melanjutkan pembicaraan mengenai pernikahannya. 16. Suku Sumbawa Suku Sumbawa. Sumber Suku Sumbawa berasal di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari letak geografisnya, Sumbawa berada di daerah yang memiliki hasil hutan yang baik karena berada di perbukitan. Beberapa diantaranya seperti jati, rotan, kayu sepang, menjangan, dan madu. Masyarakat suku Sumbawa mendami daerah kabutapen Sumbawa dan Sumbawa Barat. Mayoritas agama dari masyarakat Sumbawa adalah Islam, sehingga banyak aktivitas-aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan keagamaan. Namun meskipun demikian, masyarakat suku Sumbawa umumnya masih percaya dengan tahayul. Seperti tahayul tentang lingkungan sekitar, tahayul tentang alam gaib, tahayul mengenai alam semesta, dan lain-lain. 17. Suku Flores Suku Flores. Sumber Suku Flores merupakan percampuran antara etnis Portugis, Melanesia, dan Melayu. Jika diingat, dahulu Flores merupakan koloni bangsa Portugis, maka dari itu kebudayaan bangsa Portugis masih sangat terasa di wilayah ini. Nama Flores sendiri juga diambil dari Bahasa Portugis yang berarti “tanjung bunga”. Umumnya masyarakat suku Flores sudah menganut kepercayaan agama seperti Islam, Kristen dan lainnya. Namun masih banyak juga masyarakat yang memiliki kepercayaan untuk pemujaan kepada leluhur. Salah satunya seperti pemujaan khusus kepada arwah-arwah dan para leluhur dengan mendirikan dan memelihara sebuah bangunan. 18. Suku Toraja Suku Toraja. Sumber Suku Toraja, berasal dari Sulawesi Selatan dan mendominasi populasi di kota Makasar. Salah satu budaya yang terkenal dari suku Toraja adalah upacara kematian, di dalam masyarakat Toraja upacara kematian hanya untuk seseorang yang memiliki uang. Maka bagi keluarga yang tidak memiliki uang akan menunggu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mengumpulkan uang dan membuat upacara kematian. 19. Suku Osing Suku Osing. Sumber Jawa Osing atau Wong Blambangan, begitulah biasanya suku yang merupakan penduduk asli Banyuwangi ini diucapkan. Suku yang berasal dari Jawa Timur ini menggunakan Bahasa sehari-hari yang disebut sebagai Bahasa Osing yang merupakan turunan dari Bahasa Jawa Kuno dan sedikit pengaruh dari Bahasa Bali, serta biasanya memiliki logat dan gaya Bahasa yang tidak sulit untuk membedakannya dengan Bahasa Jawa pada umumnya. Berdasarkan sejarah pada umumnya daerah Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang dahulu didominasi oleh kepercayaan Hindu-Buddha dari Kerajaan-Kerajaan yang pernah menguasai daerah tersebut, yang kemudian juga menjadi kepercayaan dari Suku Osing itu sendiri. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya Islam di Jawa juga berdampak pada kepercayaan dari Suku Osing yang kemudian mulai menganutnya. Suku Osing memiliki beragam kesenian serta adat istiadat yang menjadi ciri khas, seperti Tradisi Tumpeng Sewu makan besar pada bulan Haji, Tari Barong atau Barong Ider Bumi yang diselenggarakan setiap tanggal dua pada bulan Syawal, Tradisi Angklung Paglak juga menjadi ciri khas yang dilakukan sebagai hiburan serta untuk membantu petani dalam memanen, serta ada juga Tari Gandrung yang menjadi tarian khas Banyuwangi hingga kini. Pada acara-acara adat, suku Osing biasa menggunakan baju adat yang disebut dengan Pakaian Jebeng Thulik yang merupakan kebaya lengan panjang dengan bordir yang terkesan elegan dan sederhana dengan ditambah sanggul khas Banyuwangi. 20. Suku Mandar Suku Mandar. Sumber Tanah Mandar atau suku Mandar merupakan suku yang ada di daerah Sulawesi Barat serta sebagaian Sulawesi Selatan dan Tengah. Istilah Mandar merupakan ikatan persatuan antara tujuh kerajaan di pesisir Pitu Babana Binanga serta tujuh kerajaan di gunung Pitutu Ulunna Salu, semua bangs aini dipersatukan melalui perjanjian yang dilakukan oleh para leluhurnya di Allewuang Batu di Luyo. Suku mandar dikenal sebagai suku yang memiliki kehebatan sebagai pelaut, bukan karena keunggulan teknologi, melainkan karena alat perikanan lokal yang mereka kembangkan yaitu rumpon dan perahu Sandeq yang dengan ciri khas bercadik tradisional dan sangat cepat. Suku Mandar memiliki beberapa kesenian dan tradisi unik yang menjadi ciri khas dari daerah mereka, seperti Kalindaqdaq yang merupakan penyampaian perumpamaan ketika ingin menyampaikan keinginan kepada seseorang, dapat berupa rayuan, puisi atau sebuah motivasi kepada orang lain. Kemudian ada Sayyang Pattu’du yang diartikan sebagai kuda menari yang merupakan tradisi syukuran terhadap anak-anak yang berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an 30 Juz dalam bentuk arakan keliling kampung menggunakan kuda yang menari diiringi dengan lantunan irama. Suku Mandar juga memiliki kesenian yang disebut Parrawana atau Rebana yang dilakukan setiap ada acara pesta perkawinan atau bahkan pada acara Sayyang Pattu’du dimana sang kuda akan menari dengan diiringi oleh irama Rebana. Dengan beragamnya suku bangsa di Indonesia yang memiliki tradisi dan kebudayaannya masing-masing, buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia hadir untuk meringkas berbagai hal penting yang harus kamu ketahui tentang keberagaman suku bangsa di Indonesia. Daftar Suku-suku lainnya di Indonesia Suku Kubu – Sumatra Jambi Suku Sakai – Sumatra Suku Alas – Sumatra Suku Devayan – Sumatra Suku Haloban – Sumatra Suku Kluet – Sumatra Suku Lekon – Sumatra Suku Pakpak – Sumatra Suku Sigulai – Sumatra Suku Singkil – Sumatra Suku Tamiang – Sumatra Suku Aneuk Jamee – Sumatra Aceh Suku Nias – Sumatra Suku Mentawai – Sumatra Suku Laut – Sumatra Suku Belitung – Sumatra Suku Bangka – Sumatra Suku Anak Dalam – Sumatra Suku Kayu Agung – Sumatra Suku Palembang – Sumatra Suku Banjar – Kalimantan Suku Kutai – Kalimantan Suku Berau – Kalimantan Suku Paser – Kalimantan Suku Bali – Bali Suku Loloan – Bali Suku Bima – Nusa Tenggara Barat Suku Sumbawa – Nusa Tenggara Barat Suku Boti – Nusa Tenggara Timur Suku Bunak – Nusa Tenggara Timur Suku Manggarai – Nusa Tenggara Timur Suku Sika – Nusa Tenggara Timur Suku Sumba – Nusa Tenggara Timur Suku Rote – Nusa Tenggara Timur Suku Ngada – Nusa Tenggara Timur Suku Ende – Nusa Tenggara Timur Suku Gorontalo – Sulawesi Utara Suku Kaidipang – Sulawesi Utara Suku Minahasa – Sulawesi Utara Suku Mongondow – Sulawesi Utara Suku Sangir – Sulawesi Utara Suku Bungku – Sulawesi Tengah Suku Balesang – Sulawesi Tengah Suku Balantak – Sulawesi Tengah Suku Wakatobi – Sulawesi Tenggara Suku Fordata – Maluku Suku Mamale – Maluku Suku Nuaulu – Maluku Suku Morotai – Maluku Suku Halmahera – Maluku Suku Wemale – Maluku Suku Wai Apu – Maluku Suku Ternate – Maluku Suku Tidore – Maluku Suku Seram – Maluku Suku Sawai – Maluku Suku Aero – Papua Demikian sebagian besar dari suku-suku yang ada di Indonesia, meski tentu masih banyak lagi suku lain yang belum kita eksplorasi secara lebih dalam. Semoga informasi ini bermanfaat! Baca juga artikel terkait “Suku Bangsa di Indonesia” Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Sejarah Pancasila Memaknai Pancasila Sebagai Sumber Nilai Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara Pengertian Demokrasi Pancasila Sejarah Lambang Garuda Pancasila Pengertian Wawasan Nusantara Makna Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Makna Sumpah Pemuda Pengamalan Nilai Pancasila Sumber dari berbagai sumber ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
PerbedaanSuku Bangsa. Pluralitas juga ditemukan lewat banyaknya suku bangsa di Indonesia, yakni berjumlah lebih dari 300 kelompok. Populasi tertinggi sendiri adalah suku Jawa. Suku ini tidak hanya tinggal di pulau Jawa tetapi juga banyak yang melakukan transmigrasi ke pulau di Nusantara serta bahkan tidak sedikit juga yang tersebar di luar negeri.
Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang beragam. Di sini tinggal berbagai suku bangsa yang punya ciri khasnya tersendiri. Berikut Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda namun tetap satu, memang cocok untuk Indonesia. Negara ini memiliki suku bangsa yang heterogen dan tersebar dari Sabang hingga antropolog Koentjaraningrat, suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik BPS pada 2010, jumlah suku bangsa dan sub suku bangsa di Indonesia mencapai Dari sekian banyak suku bangsa tersebut, detikcom akan membahas 10 suku di Indonesia beserta ciri Suku BatakSuku Batak merupakan suku bangsa dengan populasi terbesar ketiga di Indonesia yakni sebanyak 3,6%. Suku ini berasal umumnya tinggal di Sumatera Batak memiliki sub suku yakni Suku Batak Mandailing, Batak Toba, Batak Tapanuli, Batak Angkola Karo, dan khas Suku Batak adalah amat menjunjung tinggi nama keluarga atau marga. Ini akan menjadi penanda asal silsilah yang digunakan sub suku juga berbeda. Misalnya bahasa Batak Toba akan berbeda dengan Batak Suku MinangSuku Minang mendiami wilayah Sumatera Barat. Suku Minang memiliki ciri khas memiliki rumah adat yang luas bernama Rumah itu mereka juga memiliki pakaian adat unik yang digunakan dalam pernikahan. Untuk perempuan disebut Bundo Kanduang sedangkan yang laki-laki mengenakan Minang juga terkenal akan kesenian tarinya yakni Tari Piring dan Tari Suku BetawiSuku Betawi merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Suku ini dikenal sebagai hasil perkawinan dari berbagai suku bangsa dan khas Suku Betawi adalah kesenian Gambang Koromong yang memadukan budaya Tionghoa, Arab, Melayu, Portugis, dan itu ada juga tari-tarian yakni Tari Topeng Betawi. Suku Betawi juga punya seni pertunjukan menarik yaitu lenong yang di dalamnya dibumbui pantun serta Suku SundaSuku Sunda mendiami provinsi Jawa Barat. Populasinya mencapai 15,5% dari penduduk Indonesia atau terbesar kedua setelah Suku Sunda memiliki beragam tari tradisional khas. Beberapa di antaranya populer di Indonesia, yakni Tari Jaipong, Tari Topeng, dan Tari Rampak itu suku Sunda memiliki ciri khas pada alat musik tradisionalnya yang terbuat dari bambu bernama angklung. Alat musik ini bahkan terkenal sampai ke Suku JawaPopulasi suku bangsa terbesar di Indonesia ditempati Suku Jawa. Jumlahnya sekitar 40,2% dari penduduk Jawa ini merupakan gabungan dari Suku Jawa, Osing, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI terbesar ini punya ciri khas budaya seperti pertunjukan wayang kulit, senjata tradisional keris, dan musik tradisional yang dihasilkan Suku BaliSuku Bali adalah suku mayoritas yang mendiami Pulau Bali. Selain di Bali, suku ini juga tinggal di berbagai provinsi di Indonesia, termasuk Lampung, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Barat akibat program Bali umumnya menganut agama Hindu dan memiliki ciri khas mahir dalam memproduksi kesenian. Mulai dari seni tari, seni lukis, hingga seni ukiran dapat dilakoni Suku khas lainnya dari Suku Bali adalah adanya sistem kekeluargaan yang diatur menurut garis keturunan yang disebut wangsa atau kasta. Kasta ini terbagi menjadi brahmana, ksatria, waisya dan Suku DayakSuku Dayak merupakan suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Sub sukunya juga beragam, mulai dari Dayak Kanayan, Dayak Bubung, Dayang Angan, dan lain ini memiliki rumah adat yang khas disebut sebagai rumah bentang. Bentuknya memanjang dan didiami beberapa Suku BugisBerlanjut ke Pulau Sulawesi, di sana tinggal Suku Bugis yang jumlah populasinya 2,7% dari populasi Indonesia. Suku Bugis mendiami provinsi Sulawesi khas dari Suku Bugis adalah penggunaan pakaian adat yang bernama baju Bodo. Baju ini terbuat dari bahan kain Muslin yang memiliki rongga dan jarak benang yang renggang, Ini membuat baju Bodo terlihat transparan sehingga cocok dikenakan di daerah tropis dan daerah-daerah yang beriklim Suku AmbonSuku Ambon mendiami Provinsi Maluku. Suku ini dikenal aktif melaut karena kondisi geografis di wilayah Maluku berupa khas Suku Ambon adalah penggunaan alat musik tifa. Tifa mirip dengan gendang yang dimainkan dengan cara Suku AsmatSuku Asmat merupakan salah satu suku terbesar di Papua. Suku ini tinggal di rumah adat yang disebut rumah dalam rumah adat yang juga disebut dengan rumah bujang ini tersimpan senjata Suku Asmat yakni tombak, panah untuk berburu, dan Jew terbuat dari kayu dan didirikan menghadap arah sungai. Panjang rumah adat ini bisa sampai berpuluh-puluh rumah adat terbuat dari daun sagu atau daun nipah yang telah dianyam. Warga menganyam beramai-ramai sampai selesai. Simak Video "Barisan Warga Suku Asmat di Hari Kirab Pernikahan Kaesang-Erina" [GambasVideo 20detik] pin/ddn . 363 350 483 367 345 242 233 432